Rabu, 17 Maret 2021

Menjawab Pertanyaan Jibril

Posted by Taufik 00.48.00



Suatu ketika Nabi shalallahu’alaihi wasallam sedang duduk bersama para sahabatnya lalu datanglah orang yang tidak dikenal menghampiri mereka. Orang tersebut kemudian duduk di hadapan Nabi shalallahu’alaihi wasallam lalu menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya dan disaksikan langsung oleh para sahabatnya. Dia bertanya tentang Iman, Islam, dan Ihsan, maka Nabi shalallahu’alaihi wasallam pun menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Uniknya setiap jawaban Nabi ini dibenarkan olehnya sampai-sampai ‘Umar ibn al-Khatthab pun merasa heran dan berkata, “dia yang bertanya tapi dia juga membenarkannya”.

Namun pertanyaan masih berlanjut, orang tersebut kembali bertanya, “beritahukan aku tentang hari kiamat?”. Kemudian Nabi shalallahu’alaihi wasallam menjawab, “yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya”. Tentu saja Nabi tidak tahu karena yang memiliki pengetahuan tentang kapan terjadinya hari kiamat hanyalah Allah semata, Tuhannya manusia dan alam semesta. Merasa belum cukup dengan jawaban dari Nabi shalallahu’alaihi wasallam orang itu bertanya kembali, “beritahukan aku tentang tanda-tandanya (hari kiamat)”, lalu Nabi shalallahu’alaihi wasallam menjawab, “jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin lagi penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya” pungkas Nabi shalallahu’alaihi wasallam. Setelah itu orang tersebut pergi.

Beberapa waktu kemudian Nabi shalallahu’alaihi wasallam memberitahu bahwa orang yang datang dalam wujud laki-laki tampan tersebut adalah malaikat Jibril ‘alaihissalam dan menjelaskan bahwa dia datang dengan maksud untuk mengajarkan agama kepada kalian.

Para ulama mencermati tentang kisah ini yang dinukil dari hadits yang diriwayatkan oleh Muslim rahimahullah. Dari sini disarikan juga tentang rukun iman, rukun islam, dan ihsan. Dan banyak pelajaran yang bisa kita ambil diantaranya ketika ada sesuatu hal yang tidak kita ketahui maka tidak usah malu untuk mengatakan “saya tidak tahu”, itu akan lebih selamat.

Ada hal lain yang menarik ketika menyimak jawaban Nabi shalallahu’alaihi wasallam tentang tanda-tanda kiamat, namun ulama sepakat yang dimaksud tanda-tanda disini adalah tanda-tanda kiamat kecil atau sughra. Pertama seorang hamba yang melahirkan tuannya dan kedua seorang yang miskin lagi penggembala domba kemudian berlomba-lomba meninggikan bangunan. Yang cukup menggelitik adalah jawaban pertama sedangkan untuk jawaban yang kedua sudah cukup jelas maknanya.

An-Nawawi rahimahullah menjelaskan tentang ‘seorang hamba melahirkan tuannya’ adalah jika seorang laki-laki memiliki budak wanita, lalu berhubungan dengannya dan budak itu melahirkan anak. Anak tersebut kemudian berstatus sebagai tuannya. Pendapat ini mewakili pendapat mayoritas ulama. Makna kedua, orang kaya yang telah melahirkan anak darinya. Selang bertahun-tahun setelahnya, sang anak yang telah tumbuh dewasa membeli budak tersebut. Hingga jadilah wanita yang sebenarnya adalah ibunya itu menjadi budaknya. Makna ketiga, sebagian ulama menjelaskan bahwa ‘budak melahirkan tuannya’ adalah makna kiasan. Maknanya, ketika orang-orang sudah tidak lagi berbakti kepada ibunya. Yang dimaksud dengan tidak lagi berbakti kepada ibunya adalah tidak ada lagi penghormatan dan pemuliaan, yang terjadi justru sebaliknya anak menyuruh ibunya. Anak memperlakukan ibunya seperti pembantu, seperti budak. Diperintah dan disuruh-suruh. Ini yang menjadi penjelasan tentang jawaban Nabi atas pertanyaan Jibril tadi selama ini.

Tapi ada tafsiran lainnya yang disesuaikan dengan kondisi saat ini tanpa menyalahkan tafsiran para ulama salaf. Tafsiran kontemporer ini melihatnya dari segi waktu kejadian karena logisnya peristiwa pertama terjadi terlebih dahulu daripada peristiwa kedua atau setidaknya dua fenomena itu terjadi dalam waktu yang berdekatan. Kemudian makna yang dimaksud dari ‘seorang budak melahirkan tuannya’ adalah fenomena surrogate mother atau yang kita ketahui sebagai ibu pengganti artinya seorang wanita menyewakan rahimnya kepada pasangan yang belum memiliki keturunan untuk dipakai dalam proses pembuahan hingga melahirkan anak yang bukan miliknya dan dia akan menerima bayaran atas jasanya itu. Fenomena surrogate mother ini sendiri terjadi sekitar tahun 1980-an dan hal ini terjadi seiring berdirinya gedung-gedung tinggi di jazirah Arab pada tahun yang sama. Wallahu’alam bisshowab. [taufik]


#Day7ChallengeReliKabTang

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube